BRONKOPNEUMONIA
I.
Pengertian.
Bronkopneumonia menurut Ngastiyah, 1997 dan Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Dr. Soetomo, 1994 merupakan salah satu pembagian dari pneumonia menurut
dasar anatomis. Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam,
seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing (Ngastiyah, 1997). Menurut
Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, 1994 pneumonia adalah radang pada
parenkim paru.
II. Etiologi.
1.
Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia,
dimana pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada
anak-anak dan bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M.
Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.
2.
Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus
influenza, Virus respiratori sinsisial.
3.
Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
4.
Protozoa : Pneumokistis karinii.
5.
Bahan kimia :
a.
Aspirasi makanan/susu/isi lambung
b.
Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan
sebagainya).
III.
Gambaran Klinik
Mendadak panas tinggi, nyeri kepala/dada (anak besar), batuk, sesak,
takipnea, napas cuping hidung, sianosis, kaku kuduk, distensi perut.
IV.
Penatalaksanaan.
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada
penderita yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic.
Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan
dugaan kuman penyebab.
1.
Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan
oleh Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada
umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan
Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50
mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis
sda).
2.
Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia, Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan
Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau kombinasi :
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7
mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan
malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.
3.
Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya
disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia :
-
Penisilin prokain IM atau
-
Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral,
4 kali sehari atau
-
Eritromisin (dosis sda) atau
-
Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).
4.
Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek
samping obat (misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu
dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
5.
Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
-
kemajuan klinis penderita
-
jenis kuman penyebab
Indikasi rawat inap :
1.
Ada kesukaran
napas, toksis.
2.
Sianosis
3.
Umur kurang dari 6 bulan
4.
Adanya penyulit seperti empiema
5.
Diduga infeksi Stafilokokus
6.
Perawatan di rumah kurang baik.
Pengobatan simptomatis :
1.
Zat asam dan uap.
2.
Ekspetoran bila perlu
Fisioterapi :
1.
Postural drainase.
2.
Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.
V. Asuhan Keperawatan.
A. Pengkajian keperawatan.
1.
Identitas.
Umumnya anak dengan daya tahan
terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak dapat mengatasi penyakit
ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat KEP,
penyakit menahun, trauma pada paru,
anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.
2.
Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan
utama.
Anak sangat gelisah, dispnea,
pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis
sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja
berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
b.
Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului
oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh
dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang
karena demam yang tinggi.
c.
Riwayat penyakit dahulu.
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan
sistem imun menurun.
i. Riwayat
kesehatan keluarga.
Anggota keluarga lain yang menderita
penyakit infeksi saluran pernapasan
dapat menularkan kepada anggota
keluarga yang lainnya.
ii. Riwayat
kesehatan lingkungan.
Menurut Wilson dan Thompson, 1990
pneumonia sering terjadi pada musim
hujan dan awal musim semi. Selain
itu pemeliharaan ksehatan dan
kebersihan lingkungan yang kurang
juga bisa menyebabkan anak menderita
sakit. Lingkungan pabrik atau banyak
asap dan debu ataupun lingkungan
dengan anggota keluarga perokok.
iii. Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan
imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan
atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk
melawan infeksi sekunder.
iv. Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan.
v. Nutrisi.
Riwayat gizi buruk atau meteorismus
(malnutrisi energi protein = MEP).
d.
Pemeriksaan persistem.
i. Sistem
kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
ii. Sistem
pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan
anak sulit bernapas, pernapasan
cuping hdidung, ronki, wheezing,
takipnea, batuk produktif atau non
produktif, pergerakan dada asimetris,
pernapasan tidak teratur/ireguler,
kemungkinan friction rub, perkusi
redup pada daerah terjadinya konsolidasi,
ada sputum/sekret. Orang tua cemas
dengan keadaan anaknya yang bertambah
sesak dan pilek.
iii. Sistem
pencernaan.
Anak malas minum atau makan, muntah,
berat badan menurun, lemah. Pada
orang tua yang dengan tipe keluarga
anak pertama, mungkin belum
memahami tentang tujuan dan cara pemberian
makanan/cairan personde.
iv. Sistem
eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau
dehidrasi, orang tua mungkin belum
memahami alasan anak menderita diare
sampai terjadi dehidrasi (ringan
sampai berat).
v. Sistem
saraf.
Demam, kejang, sakit kepala yang
ditandai dengan menangis terus pada
anak-anak atau malas minum, ubun-ubun
cekung.
vi. Sistem
lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
vii. Sistem
endokrin.
Tidak ada kelainan.
viii.
Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa
kering, sianosis, pucat, akral hangat,
kulit kering, .
ix. Sistem
penginderaan.
Tidak ada kelainan.
d.Pemeriksaan
diagnostik dan hasil.
Secara laboratorik ditemukan
lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi.
Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat
langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya.
Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi
salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x ray)
dilakukan untuk melihat :
·
Komplikasi seperti empiema, atelektasis,
perikarditis, pleuritis, dan OMA.
·
Luas daerah paru yang terkena.
·
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak
infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.
Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2
< 0 mmHg.
Masalah pemenuhan kebutuhan dasar (pohon masalah).
|
|
e. Diagnosa keperawatan.
1.
Ketidakefektifan
bersihan jalan napas b.d. produk
mukus berlebihan dan kental, batuk tidak
efektif.
2.
Gangguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane
alveolar.
3.
Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d intake inadekuat.
4.
Hipertermi b.d proses inflamasi paru
f. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan Keperawatan
|
||
Tujuan dan kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. produk mukus berlebihan dan
kental, batuk tidak efektif.
|
Jalan
napas pasien akan paten dengan kriteria hasil jalan napas bersih, batuk
hilang, x ray bersih, RR 15 – 35
X/menit.
|
1.
Auskultasi
bunyi napas
2.
Kaji
karakteristik secret
3.
Beri posisi
untuk pernapasan yang optimal yaitu 35-45 0
4.
Lakukan
nebulizer, dan fisioterapi napas
5.
Beri agen
antiinfeksi sesuai order
6.
Berikan cairan
per oral atau iv line sesuai usia anak.
|
Menetukan adekuatnya pertukran gas dan
luasnya obstruksi akibat mucus.
Infeksi ditandai dengan secret tebal
dan kekuningan
Meningkatkan pngembangan diafragma
Nebulizer membantu menghangatkan dan
mengencerkan secret. Fisioterapi membantu merontokan secret untuk
dikeluarkan.
Menghambat pertumbuhan mikoroorganisme
Cairan adekuat membantu mengencerkan
secret sehingga mudah dikeluarkan
|
Gangguan
pertukaran gas b. d. peerubahan membrane alveolar.
|
Pertukaran
gas normal bagi pasien dengan criteria PaO2 = 80-100 mmHg, pH
darah 7,35-7,45 dan bunyi napas bersih.
|
1. Kaji tingkat kesadaran
2. Observasi warna kulit dan capillary refill
3. Monitor ABGs
4. Atur oksigen sesuai order
5. Kurangi aktivitas anak
|
Tanda ini menunjukkan hipoksia
Menentukan adekuatnya sirkulasi dimana
penting untuk pertukaran gas ke jaringan
Deteksi jumlah Hb yang ada dan adanya
infeksi
Meningkatkan pertukaran gas dan
mengurangi kerja pernapasan
Mengurangi kebutuhan akan oksigen
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.
|
Stauts
nutrisi dalam batas normal dengan criteria BB bertambah 1 kg/minggu, tidak
pucat, anoreksia hilang, bibir lembab
|
1
Auskultasi
bunyi usus
2
Kaji kebutuhan
harian anak
3
Ukur lingkat
lengan, ketebalan trisep
4
Timbang berat
badan setiap hari.
5
Berikan diet
pada anak sesuai kebutuhannya
|
Mendokumentasikan peristaltis usus
yang dibutuhkan untuk digesti.
Membantu menetapkan diet individu anak
Hal ini menentukan penyimpanan lemak
dan protein.
Nutrisi meningkat akan mengakibatkan
peningkatan berat badan.
Memenuhi kebutuhan nutrisinya.
|
Hipertermi
b.d proses inflamasi paru
|
Suhu
tubuh dalam batas normal dengan criteria hasil suhu 372 0C, kulit
hangat dan lembab, membrane mukosa lembab.
|
1. Ukur suhu tubuh setiap 4 jam
2. Monitor jumlah WBC
3. Atur agen antipiretik sesuai order.
4. Tingkatkan sirkulasi ruangan dengan kipas angina.
5. Berikan kompres air biasa
|
Indikasi jika ada demam
Leukositosis indikasi suatu peradangan
dan atau proses infeksi
Megnurangi demam dengan bertindak pada
hipotalamus
Memfasilitasi kehlangan panas lewat
konveksi
Memfasilitasi kehilangan panas lewat
konduksi
|
Laporan
Kasus
Asuhan Keperawatan Pada Anak Ah.
Dengan Bronkopneumonia
Di Ruang Anak Lt. II Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soetomo Surabaya
Tanggal 30 Januari – 01 Pebruari 2002
A. Pengkajian.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 30 Januari 2002 pukul 08.00
- Identitas.
Nama : An. Ah (no.reg.
10127239)
Umur : 4 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
MRS : 28 Januari 2002
Diagnosa medis : Bronkopneumonia +
Diare Akut dan Dehidrasi Sedang
|
Nama ayah : Tn. D (SD)
Nama ibu : Ny. S (SD)
Suku/bangsa : Madura/ Indonesia
Alamat : Tambak Asri Daka
15Surabaya
|
- Riwayat Keperawatan.
a.
Keluhan utama.
Orang tua mengatakan anaknya sesak dan malas minum ASI, waktu tidak
tentu, pencetus mungkin pilek dan kadang-kadang batuk.
b.
Riwayat penyakit sekarang.
Sejak tanggal 22-1-2002 batuk, pilek, malas minum, dan panas tinggi.
Sejak , mencret 3 kali/hari. Sejak tanggal 27 muntah 4 kali, diare/mencret
bercampur lendir 5 X/hari. Karena keadaan anak makin memburuk oleh orang tua
dibawa ke IRD dan selanjutnya dianjurkan untuk MRS.
c.
Riwayat penyakit dahulu.
Tidak pernah menderita penyakit infeksi.
d.
Riwayat kesehatan keluarga.
Paman pasien menderita asma.
e.
Riwayat persalinan.
Lahir dibantu oleh dukun, normal dan langsung menangis.
f.
Imunisasi.
Pasien belum pernah mendapat imunisasi. Tidak pernah dibawa ke posyandu
atau pelayanan kesehatan lainnya. Menurut orang tua anaknya biarpun tidak
dibawa pelayanan kesehatan baru kali ini menderita sakit. Orang tua belum
memahami pentingnya anak diimunisasi.
g.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
Anak berkembang sesuai dengan anak lain seusia dia.
h.
Nutrisi.
Anak sejak lahir sampai sekarang hanya diberi ASI. Tetapi sejak tanggal
22-01 anak malas minum ASI dan rewel, BB 5,6 kg.
- Pemeriksaan fisik.
a.
Sistem kardiovaskuler.
Bunyi jantung normal, S1 dan S2 tunggal, HR 140 X/menit.
b.
Sistem pernapasan.
Orang tua mengatakan anak sesak tanggal 27-1, malas minum ASI karena
batuk dan pilek, sesak napas dan tidak bisa mengeluarkan sekret. Inspeksi :
sesak, RR 50 X/menit, retraksi subcostal dan intracosta. Auskultasi : ronki dan
whizeeng pada paru kanan dan kiri. Palpasi : vokal resonan menurun. Perkusi
sonor.
c.
Sistem pencernaan.
Abdomen supel, bising usus normal 20 X/menit, orang tua mengatakan saaat
ini anak tidak mencret, tetapi malas minum ASI, membrane mukosa mulut kering.
Orang tua mengatakan belum mengetahui cara pemberian ASI atau PASI personde.
d.
Sistem eliminasi.
BAB encer 1 kali tadi pagi.
e.
Sistem muskuloskeletal.
Lemah, tangan terpasang infuse dan spalk.
f.
Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, hangat, suhu 3720C,
pucat, capillary refill lambat.
g.
Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.
h.
Sistem reproduksi dan genitalia.
Tidak ada luka pada genitalia, belum sirkumsisi.
i.
Sistem persarafan.
Kesadaran compos mentis.
- Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
a.
Tanggal 29-1-2002
WBC 10,6 K/uL ; Lymfosit 7,0 % ; Granulosit 3,6 % G ; RBC 4,15 m/uL ; Hb
9,3 g/dl ; Hct 22,9 % ; MCV 72,0 fL ; MCH 22,4 pg ; MCHC 31,1 g/dl.
b.
Tanggal 19-1-2002
X-ray dada, kesimpulan : bronkopneumonia.
- Pengobatan/therapi.
Dekstrosa 5 % ½ NaCl 0,225 % 350 cc/24 jam
Ampisilin 3 X 225 mg/iv
Cloksasilin 3 X 110 mg/iv
Nebulizer dan fisioterapi dada
Oskigen 2 L/menit
ASI/PASI 8 X 20 cc per sonde.
Analisa data.
No
|
Data penunjang
|
Masalah
|
Etiologi
|
1.
|
Subyektif : mengatakan sesak sejak 4 hari yang lalu, tidak bisa
mengeluarkan sekret
Obyektif : sesak, retraksi subcostal dan intracosta, ronki dan
wheezing paru kiri dan kanan, vocal resonan menurun, RR 50 X/menit, kadang
batuk non produktif
|
Tidak efektif
bersihan jalan napas
|
Penumpukan sekret
pada jalan napas
|
2.
|
Subyektif : orang tua mengatakan anak malas minum, sesak, belum tahu
cara memberi minum per sonde.
Obyektif : BB 5,6 kg, rewel, RR 50 X/menit, lemah
|
Resiko tinggi
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
|
Intake inadekuat
|
3.
|
Subyektif : mengatakan sesak sejak 4 hari yang lalu.
Obyektif : sesak, retraksi subcostal dan intracosta, capillary
refill lambat, RR 50 X/menit, Hb 9,3 g/dl, X-ray bronkopneumonia
|
Gangguan pertukaran
gas
|
Perubahan membran
alveolar
|
4.
|
Subyektif : orang tua mengatakan anak belum pernah diimunisasi,
tidak pernah dibawa ke posyandu atau pelayanan kesehatan lainnya. belum
memahami pentingnya anak diimunisasi.
Obyektif : pendidikan orang tua
SD
|
Kurang pengetahuan
: manfaat pelayanan kesehatan
|
Kurang terpapar
pada informasi
|
B. Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas)
1.
Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan
penumpukan sekret pada jalan napas.
2.
Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya
perubahan membrane alveolar.
3.
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan intake inadekuat.
4.
Kurang pengetahuan tentang manfaat pelayanan kesehatan
berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi.
C. Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
|
Perencanaan Keperawatan
|
||
Tujuan dan kriteria hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
|
Tidak
efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan
napas.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan jalan napas bersih dengan criteria ronki dan
wheezing tidak ada, RR 15-35 X/menit, tidak sesak.
|
1. Monitor pernapasan : irama dan frekuensi, bunyi
napas : wheezing, ronki
2. Beri posisi kepala lebih tinggi.
3. Lakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction.
4. Beri agen anti infeksi : ampisilin 3 X 225 mg dan
Cloxasilin 3 X 110 mg per iv.
|
Mendeteksi adanya dyspnea.dan
penumpukan sekret
Meningkatkan pengembangan paru yang
optimal
Nebuliser membantu menghangatkan dan
mengenceerkan secret, fisioterapi napas membantu merontokan secret untuk
dikeluarkan.
Mencegah pertumbuhan kuman infeksi
atau mikroorganisme.
|
Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan adanya perubahan membrane alveolar.
|
Pertukaran
gas anak optimal dengan kriteria tidak sesak napas, capillary refill normal,
tidak sianosis, tidak pucat, tidak ada retraksi subcosta dan intracosta
|
1. Kaji tingkat kesadaran anak
2. Observasi warna kulit dan capillary refill
3. Monitor CBC
4. Atur oksigen 2 L/menit sesuai order
5. Kurangi aktivitas anak
|
Tanda ini menunjukkan hipoksia
Menentukan adekuatnya sirkulasi dimana
penting untuk pertukaran gas ke jaringan
Deteksi jumlah Hb yang ada dan adanya
infeksi
Meningkatkan pertukaran gas dan
mengurangi kerja pernapasan
Mengurangi kebutuhan akan oksigen
|
Resiko
tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake inadekuat.
|
Tidak
terjadi perubahan nutrisi selama perawatan dengan criteria BB dalam batas
normal, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak muntah
|
1. Monitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan
anak untuk intake nutrisi.
2. Monitor berat badan tiap 3 hari.
3. Ajarkan pada orang tua cara pemberian ASI/PASI per
sonde.
4. Anjurkan orang tua untuk segera lapor petugas bila
saat memberi ASI/PASI terjadi aspirasi
5. Berikan diet pada anak 8 X 20 cc ASI atau PASI
6. Pertahankan tetesan infus D5 %, NaCl 0,225 % 350
cc/24 jam.
|
Menentukan tindaka perawatan
selanjutnya.
Nutrisi meningkat akan mengakibatkan
peningkatan berat badan.
Orang tua akan kooperati dalam
membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Salah satu komplikasi pemberian ASI/PASI
personde adalah aspirasi yang bisa
berakibat fatal
Memenuhi kebutuhan nutrisi anak
Memenuhi kebutuhan nutrisi anak
|
Kurang
pengetahuan tentang manfaat pelayanan kesehatan berhubungan dengan kurang
terpapar terhadap informasi.
|
Setelah
diberikan penyuluhan 2 kali pegentahuan orang tua meningkat dengan criteria
mampu menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan dan manfaat imunisasi bagi
anak.
|
1. Kaji tingkat pengeetahuan orang tua.
2. Jelaskan kepada orang tua manfaat pelayanan
kesehatan
3. Jelaskan kepada orang tua manfaat imunisasi bagi
anak
|
Menentukan metoda pendidikan kesehatan
Meningkatkan pengetahuan
Memotivasi orang tua agar anak
diimunisasi
|
|
|
|
|
D. Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan
Diagnosa
kep.
|
Hari/tanggal
(jam)
|
Tindakan
keperawatan
|
Evaluasi
keperawatan
|
1.
|
Rabu, 30 – 01- 2002
08.30
09.00
09.30
|
Memoniotr pernapasan : irama teratur, frekuensi 50
X/emnit, ronki dan wheezing kedua paru, retraksi subcosta dan intracosta
Memberi posisi kepala lebih tinggi yaitu dialasi
selimut.
Melakukan injeksi Ampisilin 225 mg dan Cloxa. 110 mg
per iv
Melakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction.
|
Jam
13.00
S : mengatakan anak sesak.
O: sesak, RR 45
X/menit, retraksi subcosta, batuk non
produktif, ronki dan wheeing
A : masalah belum
teratasi
P: tindakan keperawatan
dipertahankan
|
2.
|
10.00
|
Mengkaji tingkat kesadaran anak dan mengobservasi
warna kulit dan capillary refill
Mengatur oksigen 2 L/menit sesuai order per nasal
kanul
|
Jam
13.00
S : mengatakan anak sesak.
O: kesadaran compos
mentis, RR 45 X/menit, retraksi subcosta, capillary refill menurun, pucat
A : masalah belum
teratasi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
3.
|
08.30
10.00
12.00
|
Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan
kemampuan anak untuk intake nutrisi
Memonitor berat badan 5,6 kg.
Mengajarkan pada orang tua cara pemberian ASI/PASI
per sonde.
Menganjurkan orang tua untuk segera lapor petugas
bila anak tiba-tiba biru, muntah atau tersedak saat memberi ASI/PASI terjadi
aspirasi.
Memberikan diet pada anak 20 cc PASI LLM per sonde
Mempertahankan tetesan infus D5 %, NaCl 0,225 % 15
tts/mmnt
|
Jam
13.00
S : --
O: tidak muntah, BB
5,6 kg, lemah, pucat.
A : masalah tidak
terjadi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
4.
|
08.30
12.15
|
Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua.
Menjelaskan kepada orang tua manfaat pelayanan
kesehatan
Menjelaskan kepada orang tua manfaat imunisasi bagi
anak
|
Jam
13.30
S : mengatakan mengerti manfaat
pelayanan kesehatan dan imunisasi bagi anak.
O: menyebutkan manfaat
pelayanan kesehatan dan imunisasi bagi anak.
A : intervensi
teratasi sebagian
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
1.
|
Kamis, 31-01-2002
08.00
09.00
09.30
|
Memoniotr pernapasan : irama teratur, frekuensi 38
X/menit, ronki dan wheezing kedua paru, tidak ada retraksi
Melakukan injeksi Ampisilin 225 mg dan Cloxa. 110 mg
per iv
Melakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction.
|
Jam
13.00
S : mengatakan anak sesak berkurang
O: RR 38 X/menit,
batuk non produktif tapi kadang, ronki dan wheezing ada.
A : masalah belum
teratasi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
2.
|
08.00
|
Mengkaji tingkat kesadaran anak dan mengobservasi
warna kulit dan capillary refill : compos mentis, tidak pucat, capillary
refill normal
Mengatur oksigen 2 L/menit sesuai order per nasal
kanul
|
Jam
13.30
S : mengatakan anak sesak berkurang
O: kesadaran compos
mentis, RR 35 X/menit, capillary refill normal.
A : masalah teratasi
P:
tindakan keperawatan dihentikan
|
3.
|
08.30
09.00
12.00
|
Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan
kemampuan anak untuk intake nutrisi : mampu minum sedikit demi sedikit,
kebutuhan ASI/PASI ditingkatkan 8 X 50 cc
Memberikan diet pada anak 50 cc PASI LLM
Mempertahankan tetesan infus D5 %, NaCl 0,225 % 15
tts/mmnt
Memberikan diet pada anak 50 cc PASI LLM per sonde
Menganjurkan ibu untuk memberi minum PASI sedikit
demi sedikit per oral
|
Jam
13.30
S : --
O: tidak muntah,
lemah, minum sedikit demi sedikit
lewat mulut, infuse aff
A : masalah tidak
terjadi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
4.
|
10.00
|
Mengevaluasi
penjelasan yang telah diberikan dan mengingatkan kembali hal-hal yang tidak
diingat oleh orang tua.
|
Jam
13.00
S : mengatakan mengerti manfaat
pelayanan kesehatan dan imunisasi bagi anak.
O: menyebutkan manfaat
pelayanan kesehatan dan imunisasi bagi anak.
A : masalah teratasi
P:
tindakan keperawatan dihentikan
|
1.
|
Jumad, 04 –01 -2002
08.00
09.00
09.30
|
Memoniotr pernapasan : irama teratur, frekuensi 38
X/menit, ronki dan wheezing kedua paru, tidak ada retraksi
Melakukan injeksi Ampisilin 225 mg dan Cloxa. 110 mg
per iv
Melakukan nebulizer, fisioterapi napas dan suction.
|
Jam
12.30
S : mengatakan anak tidak sesak
O: RR 32 X/menit,
tidak batuk, ronki dan wheezing ada.
A : masalah belum
teratasi
P: tindakan
keperawatan dipertahankan
|
3.
|
08.00
09.00
09.30
|
Memonitor tanda-tanda kekurangan nutrisi dan kemampuan
anak untuk intake nutrisi : mampu minum sedikit demi sedikit
Menimbnag berat badan 6,0 kg
Memberikan diet pada anak 50 cc PASI LLM per sonde
Menganjurkan ibu untuk memberi minum PASI sedikit
demi sedikit per oral
|
Jam
12.30
S : --
O: tidak muntah, lemah, minum sedikit demi sedikit lewat mulut, BB
6,0 kg
A : masalah tidak
terjadi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar